watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

LESBIAN BERCINTA

Namaku Lia, aku kuliah di salah satu perguruan
tinggi swasta di Jakarta. Asalku sendiri dari
Bandung dan di Jakarta aku kost di sebuah
rumah kost wanita di Jakarta Selatan. Ada sekitar
12 orang kost di tempatku dan sebagian besar
masih kuliah seperti aku walaupun ada juga
yang sudah bekerja. Aku cukup beruntung
karena berasal dari keluarga yang berkecukupan,
malah mungkin dapat dibilang cukup berlebihan.
Satu hal yang membedakan aku dengan wanita-
wanita normal lainnya adalah sejak kecil aku tidak
pernah tertarik pada pria. Sebenarnya banyak
pria yang suka denganku sejak aku masih SMU.
Teman-temanku juga banyak yang heran
mengapa aku belum punya pacar juga, karena
menurut mereka aku cantik. Aku selalu bilang
kalau belum ada yang kusuka dan aku belum
mau cepat-cepat pacaran. Ada juga yang pernah
bercanda dan bilang kalau mungkin aku seorang
lesbian. Sebenarnya temanku itu betul, tapi aku
tidak berani mengakuinya.
Terus terang aku malu sekali bila ada yang tahu
kalau aku seorang lesbian. Orangtuaku juga pasti
marah besar dan kecewa bila tahu keadaanku
yang sebenarnya. Apalagi mereka juga
tergolong sangat religius dan aktif dalam
kegiatan-kegiatan keagamaan di Bandung. Baru
sejak aku kuliah dan pindah ke Jakarta aku dapat
menyalurkan keinginanku yang sudah bertahun-
tahun kupendam dan kadang sangat menyiksa
itu.
Waktu di SMU aku pernah punya teman dekat
wanita. Kami sering pergi berdua dan aku suka
sekali sama dia. Tapi sampai hari ini pun
perasaan itu tidak pernah kuutarakan kepadanya
karena aku tahu dia bukan seorang lesbian
sepertiku dan aku tidak mau merusak
persahabatanku dengannya.
Pengalaman pertamaku dengan wanita dimulai
sekitar satu tahun lalu. Di tempat kostku ada
seseorang yang kebetulan juga kuliah di kampus
yang sama denganku walaupun dia beda
fakultas, sebut saja namanya Tasya. Tasya tidak
punya kendaraan, jadi dia sering ikut mobilku ke
kampus. Kami juga sering pergi ke mall atau
nonton bersama, sehingga dalam waktu yang
singkat hubungan kami menjadi cukup dekat.
Tasya anaknya sangat cantik (dia sekali-sekali
melakukan pemotretan sebagai model dan
pernah menjadi cover girl di salah satu majalah
remaja), kulitnya putih mulus dan badannya
juga tinggi langsing. Sebenarnya sejak dari awal
aku kenal dia aku sudah suka dia, tapi sekali lagi,
perasaan itu kusimpan dalam-dalam karena aku
tidak tahu apakah dia juga seperti aku atau
seperti gadis normal lainnya. Yang kutahu dia
belum pernah punya pacar cowok juga.
Di malam hari kami sering main ke kamar
masing-masing untuk ngobrol atau nonton film.
Kamar Tasya juga ada kamar mandinya dan
biasanya dia hanya melilitkan handuk setelah
selesai mandi dan mengenakan pakaian di
depanku. Mungkin karena aku wanita juga, jadi
dia tidak malu-malu, pikirku. Di kamar biasanya
Tasya hanya mengenakan baju kaos longgar
tanpa BH atau celana dalam lagi. Aku sering
mencuri-curi pandang ke kemaluannya yang
ditumbuhi oleh bulu-bulu yang lebat. Hampir
seluruh badannya ditumbuhi bulu-bulu halus
dan ini menambah keseksian dia.
Setelah beberapa bulan kami dekat, aku masih
belum tahu kalau dia juga seorang lesbian
sepertiku. Aku baru tahu setelah dia sendiri
mengaku kepadaku. Kejadiannya sekitar 7-8
bulan yang lalu. Waktu itu aku sedang baca
majalah di kamar dan Tasya main ke kamarku,
katanya mau nonton VCD di kamarku. Sambil
dia nonton, aku pergi mandi dan waktu aku
selesai mandi aku sengaja keluar tanpa
mengenakan apa-apa. Hal ini tidak pernah
kulakukan sebelumnya karena sebenarnya aku
cenderung pemalu dan tidak biasa memamerkan
tubuh telanjangku ke orang lain. Aku hanya mau
melihat reaksi Tasya saja kalau melihat aku
dalam keadaan telanjang.
Begitu aku keluar kamar mandi, dia cukup kaget
melihatku. Matanya terus memandangi tubuhku
dari atas ke bawah dan dia berkomentar kalau
badanku seksi dan dia suka buah dadaku yang
menurutnya walaupun tidak begitu besar tapi
kelihatan kencang. Tidak tahu kenapa, saat itu
aku tidak merasa malu walaupun Tasya terus
memandangku, dan malah aku sengaja
berlama-lama mengeringkan rambutku sambil
menghadap ke arahnya.
Setelah itu aku mengenakan baju tidur putih
yang bahannya cukup tipis tanpa mengenakan
apa-apa lagi seperti yang biasa dilakukan Tasya.
Aku duduk bersila di depannya dan kami mulai
mengobrol seperti biasanya. Karena posisi
dudukku dan baju tidurku yang cukup pendek,
Tasya dapat melihat kemaluanku dengan jelas,
dan kuperhatikan dia beberapa kali melihat ke
arah situ.
Pembicaraan kami pun berlanjut dan Tasya
menanyakan aku apakah aku pernah pacaran
dengan wanita, karena dia heran kenapa sampai
saat ini aku belum pernah punya pacar cowok.
Aku bilang belum dan aku tidak melanjutkan
jawabanku lagi. Hal yang sama kutanyakan ke
Tasya dan jawabannya sungguh di luar
dugaanku. Tasya mengaku kalau sebenarnya dia
adalah seorang lesbian dan dia pernah punya
pacar wanita sewaktu di SMU. Terus terang,
pernyataan itu membuat hatiku berbunga-bunga
karena dia adalah wanita pertama yang kusuka
dan kebetulan juga seorang lesbian.
Aku beranikan untuk berterus terang ke Tasya
kalau aku juga seperti dia dan bahwa sudah lama
aku memendam perasaan padanya. Tasya
tersenyum dan mengatakan bahwa dia juga
punya perasaan yang sama, tapi juga tidak
berani mengatakan yang sebenarnya kepadaku
sebelum dia yakin kalau aku juga suka sama dia.
Tasya kemudian merebahkan kepalanya di
pangkuanku.
Sambil membelai rambutnya, kami terus
ngobrol dan menyesalkan kenapa selama ini
masing-masing selalu berpura-pura dan tidak
berani berterus terang. Aku bilang kalau aku
takut dia malah menjauhiku kalau tahu aku
seorang lesbian, karena sampai hari itu pun aku
juga tidak tahu kalau Tasya seperti aku juga.
Beberapa saat kemudian Tasya mengajakku naik
ke ranjang. Kami berciuman lama sekali, dan
itulah pengalaman pertamaku berciuman dengan
seseorang. Tasya kelihatan sudah cukup ahli dan
tangannya mulai turun dan memegang buah
dadaku. Aku sudah mulai terangsang dan aku
minta dia untuk melepaskan baju tidurku.
Sambil berdiri, Tasya melepaskan baju kaos
yang dikenakannya, tetapi masih mengenakan
celana dalamnya. Kemudian dia menarik baju
tidurku ke atas sehingga aku tidur telentang di
hadapannya tanpa mengenakan apa-apa lagi.
Tasya kemudian mulai menciumi buah dadaku
dan menjilati kedua putingku. Aku sudah sangat
terangsang dan kemaluanku mulai basah.
Ciuman Tasya mulai turun dan dia kemudian
membuka kedua kakiku lebar-lebar. Rambut
kemaluanku disibakkan dan Tasya mulai menjilati
klitorisku. Aku terus mengerang sambil
memejamkan mata. Hanya dalam selang waktu
beberapa menit aku menikmati ciuman
pertamaku, sentuhan seorang wanita dan
sekarang pertama kalinya juga seseorang
menjilati kemaluanku.
Tasya terus memainkan lidahnya di kemaluanku
dari atas ke bawah dan beberapa kali menghisap
klitorisku seperti menghisap sedotan. Aku
orgasme beberapa kali dan sepertinya Tasya
tidak memberikan kesempatan kepadaku untuk
bernapas dan terus memainkan lidahnya dan
menjilatiku dengan semakin bernafsu.
Setelah puas menjilatiku, dia memintaku untuk
melakukan hal yang sama kepadanya. Aku mulai
dengan menjilati buah dadanya yang lumayan
besar dan putingnya yang berwarna merah
kecoklatan. Putingnya juga besar dan sepertinya
sensitif sekali, karena Tasya langsung mendesah-
desah dengan keras begitu aku menjilati
putingnya. Tasya memintaku untuk menjilati
kemaluannya, tapi aku masih belum puas
bermain-main dengan putingnya yang seksi itu.
Jilatanku terus turun sampai ke kemaluannya.
Celana dalamnya belum kulepaskan, dan di
sebelah kiri kanan celananya terlihat rambut
kemaluannya yang lebat. Aku mulai dengan
menjilati sebelah kiri dan kanan
selangkangannya. Tasya terus mendesah dan
membuka kakinya lebih lebar lagi. Dia
memintaku untuk melepaskan celananya, dan
sambil pantatnya diangkat sedikit, kulepaskan
celana dalamnya perlahan-lahan, dan terlihatlah
dengan jelas kemaluannya.
Kulanjutkan dengan menjilati kemaluannya,
matanya dipejamkan dan kedua tangannya
ditaruh di atas kepalaku sambil sedikit menekan-
nekan dan mengarahkan jilatanku ke klitorisnya.
Ternyata menjilati kemaluan wanita sangat
nikmat, lebih dari yang selama ini kubayangkan.
Aku membuka bibir kemaluan Tasya dan kujilati
bagian dalamnya yang berwarna kemerahan.
Tasya sudah sangat basah dan semakin keras
mengerang.
Kemudian Tasya memintaku untuk bangun dan
melakukan posisi 69 dengan tubuhku berada di
atas tubuhnya. Kami saling menjilati kemaluan
satu sama lain sampai akhirnya kami beberapa
kali orgasme. Setelah lelah, kami berciuman
kembali dan tidur berpelukan sepanjang malam.
Aku benar-benar menikmati pengalaman
pertamaku ini, apalagi dengan orang secantik
dan selembut Tasya.
Setelah malam itu, kami sering bercinta. Kadang-
kadang aku menginap di kamarnya atau dia di
kamarku. Memang kami tidak berani untuk tidur
bersama setiap malam untuk menghindari
omongan teman-teman kost lainnya.
Percintaan kami berakhir dua bulan yang lalu
waktu Tasya beserta keluarganya pindah ke
Australia. Aku sangat kehilangan dirinya dan
tidak tahu apakah aku akan mendapatkan orang
seperti dirinya lagi.
Saat ini aku sangat kesepian dan kadang-kadang
timbul keinginan untuk menceritakan keadaanku
yang sebenarnya ke orang lain, mungkin saja
dengan begini aku akan lebih mudah
mendapatkan teman wanita. Tapi sepertinya saat
ini aku belum siap dan aku terlalu takut
orangtuaku akan kecewa dan marah besar kalau
mereka tahu satu-satunya anak wanitanya
adalah seorang lesbian.


Adult | GO HOME | Exit
1/760
U-ON

inc Powered by Xtgem.com